A. DATABASE
1.
Pengertian
Database.
Database terdiri dari
dua penggalan kata yaitu “data” dan “base”
yang artinya berbasiskan pada data. Secara konseptual database memiliki arti
sebuah koleksi atau kumpulan data yang saling berhubungan, disusun menurut
urutan tertentu secara logis sehingga menghasilkan informasi.
Martin (dalam Sutabri, 2005)
menjelaskan bahwa database adalah
suatu kumpulan data yang terhubung (interrelated
data) yang disimpan secara bersama-sama pada suatu media, tidak terulang (controlled redundancy) dan dikontrol
dengan cara tertentu sehingga mudah digunakan atau ditampilkan kembali, dapat
digunakan oleh satu atau lebih program aplikasi secara optimal, data disimpan
tanpa ketergantungan kepada program yang akan menggunakannya, dapat ditambah,
diambil, dimodifikasi dengan mudah dan terkontrol. Menurut
Gordon C. Everest, database adalah
koleksi atau kumpulan data yang mekanis, terbagi / shared, terdefinisi secara formal dan dikontrol terpusat pada
organisasi. Menurut C.J. Date, database adalah koleksi “data operasional” yang
tersimpan dan dipakai oleh sistem aplikasi dari suatu organisasi. Terdapat data input adalah data yang
masuk dari luar sistem, data output adalah data yang dihasilkan
sistem, dan data operasional adalah data yang tersimpan pada sistem.
Berdasarkan pengertian database dari beberapa tokoh di atas
dapat disimpulkan bahwa database
adalah suatu kumpulan data
Contoh database
yang ada dalam kehidupan sehari-hari adalah nomor telepon pelanggan disimpan di
banyak tempat, apakah itu di file pelanggan, di file alamat, atau dilokasi yang
lain. Anatara file yang satu dengan yang lainnya tidak saling berhubungan,
sehingga apabila salah seorang pelanggan mengganti nomor telepon dan Anda hanya
mengganti di file pelanggan saja akibatnya akan terjadi ketidakcocokan data,
karena dilokasi lain masih tersimpan nomor telepon yang lama. Contoh lain yaitu
banyak sekali sebenarnya database yang ada disekeliling kita, seperti ATM
sebagai tempat untuk mengambil dan mentransfer uang yang dapat dilakukan dimana
saja, membayar rekening telepon atau PDAM yang dapat dilakukan di berbagai
tempat dan registrasi akademik dikampus, dll.
Database merupakan salah satu
komponen yang penting di sistem informasi, karena
berfungsi sebagai basis penyedia
informasi bagi para pemakainya. Penerapan database dalam sistem informasi
disebut dengan database sistem. Sistem basis data ( database system ) ini
adalah suatu sistem informasi yang mengintegrasikan kumpulan dari data yang
saling berhubungan satu dengan lainnya dan membuatnya tersedia untuk beberapa
aplikasi yang bermacam-macam di dalam suatu organisasi.
Dalam database hal ini tidak boleh dan tidak dapat terjadi karena antara file
yang satu dengan file yang lain saling berhubungan. Jika satu data yang sama
Anda ubah, data tersebut di file yang lain akan berubah juga. Sehingga tingkat
keakuratan/kebenaran data sangat tinggi.
Penamaan database
biasanya disesuiakan dengan isinya,
misal database perpustakaan, database perikanan, statistik dan
sebagainya. JAMES,F.C at al.
Sistim database adalah sekumpulan
database yang dapat dipakai secara bersama-sama, personal-personal yang
merancang dan mengelola database, teknik-teknik untuk merancang dan mengelola
database serta piranti untuk mendukungnya.
2.
Kriteria
Database.
Kriteria database meliputi :
- Bersifat
data oriented, bukan program oriented,
- Dapat
digunakan oleh beberapa program aplikasi tanpa perlu mengubah databasenya,
- Dapat
berkembang dengan mudah baik volume maupun strukturnya,
- Dapat
memenuhi kebutuhan sistim-sistim baru dengan mudah,
- Dapat digunakan dengan cara-cara yang berbeda
- Kerangkapan data (data
redundancy) minimal
3.
Arsitektur Database.
Arsitek database terdiri atas tiga tingkatan, extenal, conceptual dan internal.
Tingkatan eksternal menegaskan bagaimana pengguna mengerti pengorganisasi an
dari data, data tunggal dengan berbagai bentuk merupakan tingkatan
eksternal. Tingkatan internal menegaskan
bagaimana data secara fisik disimpan dan diproses dengan sistim komputer, tingkatan internal meliputi biaya,
penampilan, scalability, dan kegiatan operasioal lainnya. Konseptual adalah tingkatan tidak langsung
antara internal dan eksternal.
4. Komponen Sistem Database
Database sendiri
adalah sekumpulan data yang berhubungan dengan secara logika dan memiliki
beberapa arti yang saling berpautan utuh biasanya terdiri dari :
- Hardware
Hardware merupakan sistem
computer actual yang digunakan untuk menyimpan dan mengakses databse. Dalam
sebuah organisasi berskala besar, hardware terdiri : jaringan dengan
sebuah server pusat dan beberapa program client yang berjalan di komputer
desktop.
- Software
beserta utility
Software adalah DBMS yang
aktual. DBMS memungkinkan para user untuk berkomunikasi dengan database.
Dengan kata lain DBMS merupakan mediator antara database dengan user.
Sebuah database harus memuat seluruh data yang diperlukan oleh sebuah
organisasi.
- Prosedur
Bagian integral dari setiap sistem adalah sekumpulan prosedur yang
mengontrol jalannya sistem, yaitu praktik-praktik nyata yang harus diikuti
user untuk mendapatkan, memasukkan, menjaga, dan mengambil data
- Data
Data adalah jantung dari DBMS. Ada dua jenis data. Pertama, adalah
kumpulan informasi yang diperlukan oleh suatu organisasi. Jenis data kedua
adalah metadata, yaitu informasi mengenai database.
- User
Ada sejumlah user yang dapat mengakses atau mengambil data sesuai dengan
kebutuhan penggunaan aplikasi-aplikasi dan interface yang disediakan oleh DBMS, antara lain adalah
- Database
administrator adalah orang atau group yang bertanggungjawab mengimplementasikan sistem
database di dalam suatu organisasi
- Enduser
adalah orang yang berada di depan workstation
dan berinteraksi secara langsung dengan sistem.
- Programmer
aplikasi, orang yang berinteraksi dengan database melalui cara yang
berbeda.
4.
Elemen Sistim Database
Sistim database mempunyai beberapa elemen
penting yaitu : database sebagai inti
sistim database, perangkat lunak untuk mengelola database, perangkat keras
sebagai pendukung operasi pengolahan data, serta manusia yang mempunyai peran
penting dalam sistim tersebut. Elemen sistim database dan sub elemen disajikan
pada Tabel 4.1 berikut ini.
Tabel 4.1
Elemen dan sub elemen sistim database
No
|
Elemen
Sistim Database
|
Sub
Elemen Sistim Database
|
1
|
Database
|
Elemen
utama terdiri atas data
|
2
|
Software (perangkat lunak)
|
Terdiri
dua macam : Database Management System, DBMS dan Database
Application Software, DBAS.
|
3
|
Hardware (perangkat keras)
|
Sub
elemen utama : 1) Central Processing Unit, CPU terdiri atas : aritmetic
& logic unit, ALU; Main Memory, MU; Control Unit, CU
dan 2) Storage Unit, SU
|
4
|
Brainware (manusia)
|
Manusia merupakan elemen penting dalam
sistim database
|
Sumber : Sutabri (2005), Kroencke at al (2007)
5. Tujuan Sistim Database
Keberhasilan suatu sistim informasi managemen sangat
dipengaruhi oleh sistim database yang merupakan salah satu elemen penyusun
sistim tersebut, di mana semakin lengkap/akurat/mudah menampilkan kembali
data-data dalam sistim database maka
semakin meningkatkan kualitas SIM,
Tujuan
sistim database meliputi :
- Penyediaan
sarana akses yang fleksibel,
- Pemeliharaan
integritas data,
- Proteksi
data dari kerusakan dan penggunaan yang tidak legal
- Penyediaan
sarana untuk penggunaan bersama (share)
6. Manfaat Sistim Database
Penyediaan
sarana penggunaan bersama database bertujuan :
- Meminimalkan
kerangkapan data (redudancy),
- Menghilangkan
ketergantungan data pada program-program aplikasi,
- Menstandarkan
definisi elemen data, dan
- Meningkatkan produktivitas personil
sistim informasi
7. Peranan Sistim Database
Sistim Database dalam suatu Sistim Informasi sangat
memegang peranan yang penting di mana database merupakan salah satu komponen
(sub sistim) penyusun sistim informasi dan keberadannya sangat mutlak, di mana
nilai dan kualitas sistim informasi sangat ditentukan oleh nilai dan kualitas
sistim database yang digunakan untuk menyusun sistim informasi tersebut.
a. Sistim Database sebagai infrastruktur Sistim
Informasi.
Sistim database dan sistim pengelolaan database
(DBMS) berfungsi sebagai infrastruktur sistim informasi yang dibangun suatu
organisasi seperti yang disajikan pada Gambar 4.1 dibawah ini.
Gambar 4.1 Sistim database sebagai infrastruktur SIM
(Sumber : Sutabri, 2003)
b.
Sistim database sebagai sarana efektifitas dan efisiensi SIM
Sistim database akan mendukung tercapainya
efektifitas dan efisiensi sistim informasi managemen suatu organisasi yang
menggunakannya.
Keefektifannya dapat dilihat dari hal antara lain :
data-data disusun dan disimpan dalam file-file sistim database secara baik dan
benar (valid), perangkat lunak yang digunakan telah diuji kehandalannya (akurat
dan benar) sehingga sistim database mampu memberikan dukungan yang besar ke
sistim informasi.
Keefisiennya dapat dilihat dari hal antara lain : sistim database
dirancang dan dibangun untuk bermacam-macam kebutuhan pengguna (user needed), mudah digunakan (easy to use), dapat dipakai secara
terpisah atau bersama-sama oleh pemakai (ready
to use), meminimalkan kerangkapan data (avoiding
of redundancy ), data mudah dimodifikasi (database can be modified),
dapat dikembangkan baik volume maupun struktur (volume or structure can be developped).
8. Pengorganisasian File Sistim Database
Ada
beberapa tipe pengorganisasian file
database :
·
Susunan berurutan (sequential ),
·
Indeks berurutan (indexed sequential),
·
Secara acak (random),
·
Diindeks secara acak (indexed random)
Tujuan
pengorganisasian file database :
·
Menyediakan sarara pencari record bagi
pengolah data, seleksi dan penyaringan data,
·
Memudahkan penciptaan atau pemeliharaan file
Pengorganisasian file database harus mempertimbangkan
hal-hal sbb :
·
Kemudahan dalam penyimpanan dan pengambilan data,
- Kecepatan akses/efisiensi akses
- Efisiensi penggunaan media penyimpanan
9.
Penyimpanan File Database
a.
Jenis Penyimpan File Sistim Database
· Piranti
Akses Serial (Sequential Access Storage Device, SASD),
Ciri-ciri
piranti sbb : proses pembacaan rekaman harus berurutan, tidak ada pengalamatan, data disimpan dalam blok-blok, proses write
hanya bisa dilakukan sekali saja, kecepatan akses data sangat tergantung pada :
kerapatan pita, kecepatan pita, lebar celah/ gap antar blok
· Piranti
Akses Langsung (Direct Access Storage Device, DASD),
Ciri-ciri
piranti ini sbb : pembacaan rekaman tidak harus berurutan, mempunyai alamat,
data dapat disimpan dalam karakter atau blok, proses penulisan dapat dilakukan
beberapa kali.
b.
Metoda Penyimpanan File Sistim Database.
- SEQUENTIAL
, ciri-ciri meliputi : rekaman disimpan berdasarkan suatu kunci, pencarian
rekaman tertentu dilakukan record demi record sesuai kuncinya, rekaman ini
dapat digunakan apabila pengolahan terhadap database bersifat periodik dan
menyeluruh,
- RANDOM,
ciri-ciri meliputi : kunci rekaman ditransformasikan ke alamat penyimpan
dalam media fisik secara acak, menimbulkan permaslahan yaitu adanya alamat
yang muncul beberapa kali dan ada alamat yang tidak pernah muncul, dapat
ditanggulangi dgn overflow location
- INDEXED
SEQUENTIAL ,metoda
ini mempunyai ciri-ciri sbb : merupakan gabungan antara sequentiel
& random, record disimpan secara berurutan dengan penggunaan
kunci, masing-masing record diberi indeks, pengalamatan
dilakukan secara acak, perlu penyimpanan tambahan yaitu file indeks
B.
Tipe Database
Ada beberapa tipe “database” yang dikelompokkan
berbasarkan fungsinya dan secara garis besarnya dibagi atas :
Tipe flat-file database sesuai digunakan apabila
jumlah data tidak terlalu banyak. Pada
tipe ininya bahwa data selalu siap
apabila diperlukan dan dapat diedit dengan tangan. Data disusun dalam satu file atau lebih,
namun dapat dikatakan bahwa kita tidak
dapat menyimpan data yang lebih kompleks pada flat-file database. Salah satu permasalahan utama dalam
penggunaan flat-file for even semi-active database adalah bahwa fakta sangat
memberi peluang untuk korupsi. Pada tipe
ini tidak ada mekanisme untuk mendeteksi kapan suatu file telah digunakan atau
dimodifikasi,
Relational databases seperti MySQL, Microsoft SQL Server
& Oracle, memiliki lebih banyak menggunakan struktur logikal dalam
penyimpanan data. Tabel dapat digunakan
untuk menampilkan obyek ril, dengan setiap kejadian sebagai atribut. Contoh, Tabel disebut “books” dapat mempunyai
judul kolom, penulis dan ISBN, yang menjelaskan secara terperinci setiap buku
di mana setiap lajur dalam tabel adalah buku baru. “Relation”
, hubungan datang dari kenyataan bahwa tabel-tabel dihubungkan yang satu dengan
yang lainnya, misal penulis buku dapat dihubungkan dengan tabel “authors”
untuk menyediakan lebih banyak informasi tentang penulis. Salah satu keuntungan utama “relational
model” ialah bahwa apabila database ditujukan untuk efisiensi, tidak akan ada
duplikasi berbagai data, membantu menjaga integritas data. Relational database juga berfungsi untuk “built-in” yang membantu to retrieve,
singkat dan mengedit data dalam berbagai cara.
Selanjutnya menurut Date (2003) dan Kroenke
(2007) bahwa database dapat dikelompokkan
ke dalam 7 tipe yaitu : Operational database, data warehaouse,
analytical database, distributed database, end-user database, external
database, hypermedia database, sedang
My Project Management Expert
(2009) menjelaskan bahwa database
dapat dikelompokkan ke dalam 12 tipe : relational
database, operational database, database warehouse, distributed database,
end-user database, external database, hypermedia database, navigational
database, in-memory database, document oriented data base, real-time database,
analytical database. Sedangkan Buzzle Com (2010) membedakan tipe
database berdasar tujuan penyimpanan (purpose
of storage) dan cakupan data (scope
of data). Selanjutnya dikatakan
bahwa berdasarkan tujuan penyimpanan,
database dikelompokkan ke dalam 7 kelas yaitu : analytical database, operational database, data warehouse, distributed
database, end-user database, external database, hypermedia database, dan
berdasarkan cakupan data, database dikelompokkan 3 tipe utama yaitu : general interest databases, discipline specific databases, dan subject
specific databases,
Uraian
tentang tipe database tersebut menurut My
Project Management Expert (2009) dan Ling Liu (2009) adalah sebagai berikut
:
·
Relational Databases, tipe ini sangat umum dari berbagai tipe
database di mana data disimpan dalam tabel yang bervariasi. Setiap tabel memiliki suatu “key field” yang digunakan untuk
melakukan hubungan dengan tabel lain, di mana semua tabel dihubungkan dengan
lainnya melalui beberapa “key fields”
; Tipe database seperti ini secara ekstensif
digunakan diberbagai industri, contoh Relational
database antara lain : Oracle, Sybase
and Microsoft SQL Server.
·
Operational Databases,
tipe ini digunakan untuk menyimpan data operasi harian organisasi, mencakup inventory management, purchases,
transctions (transaksi) dan financials (pembiayaan). Semua data dikumpulakan dalam database yang
biasanya diberi berbagai nama seperti database operasi/produksi, database
subyek – area (SADB) atau database transaksi.
Dalam Operational Database pada suatu organisasi /instansi juga penting
dimasukkan database pelanggan, database pegawai, inventory database i.e. data detail berapa produk perusahaan yang
memberikan informasi yang baik kepada pembeli.
Database yang disimpan dengan tipe Operational
Database dapat diubah dan dimanipulasi tergantung apa yang diinginkan oleh
perusahaan.
·
Database Warehouses, bahwa secara umum suatu organisasi/instansi
menginginkan penyimpanan data dalam beberapa tahun. Pada perusahaan di
Inggeris penyimpanan data lama dapat mencapai enam tahun, di
Indonesia, pada instansi pemerintah data lama disimpan 10 – 20 tahun. Data lama juga dan masih merupakan sumber
informasi yang penting melalui analisis dan perbandingan data lampau dan data
saat ini mempermudah menentukan “key
trend” yang berjaya. Semua data
tahunan terbut disimpan dalam “Database
Warehouse”. Data yang disimpan telah
diskrening, pengeditan, dan pengintegrasian dan tidak memerlukan terlalu banyak
lagi pengeditan atau alterasi. Pada
tipe penyimpanan data seperti, spesifikasi perangkat lunak (software requirement specification (SRS)
yang dibutuhkan telah disetujui pada perencanaan kualita proyek (projet quality plan);
·
Distributed Databases, bahwa banyak organisasi
atau perusahan yang memiliki banyak lokasi kantor, manufacturing plants, kantor regional, kantor
cabang, dan satu kantor pusat yang secara geografis letaknya berbeda. Setiap dari kelompokkerja tersebut
kemungkinan memiliki database tersendiri yang secara bersama membentuk database
organisasi atau perusahaan. Tipe
database seperti dikenal sebagai : Distibuted
Database.
·
End-
User
Databases, bahwa di sana ada
perbedaan ketersedian data pada lokasi kerja dari semua pengguna akhir
pada banyak organisasi/instansi. Setiap
lokasi kerja merupakan suatu database skala kecil tersendiri yang termasuk data in spreadsheets, presentation (penyajian), word file, note pads dan download files. Semua yang seperti database kecil (small databases) membentuk suatu tipe database yang disebut : End-User Database.
· External database, bahwa diluar
organisasi tersedia banyak sekali informasi yang kemungkinan dibutuhkan oleh
organisasi/instansi. Semua database di
luar organisasi yang dapat digunakan oleh banyak perusahaan tetapi dengan akses
terbatas (pendaftaran) disebut : External
Database.
·
Hypermedia Database, bahwa umumnya website memiliki berbagai halaman
media interkoneksi yang dapat meliputi : teks, vidio clips, audio clips,
fotografi dan grafik. Semua itu disimpan
dan dipanggil dari suatu tempat apabila ingin membuat halaman web. Semua dari itu secara bersama membentuk “ Hypermedia Database”
·
Navigational Database,
bahwa navigational database memiliki
aemua items yang referensinya dari obyek lain.
Dalam hal ini, satu refensi dapat ke
lainnya atau satu obyek ke obyek lainnya. Pada tipe database ini dapat menggunakan
sistim moderen seperti XPath, seperti
yang diaplilakasikan pada pengelolaan pengaturan lalu lintas udara.
·
In - Memory Database, bahwa pada tipe ini data disimpan dimemori
utama komputer dengan menggunakan “ disk-based
system”, yang cepat dan lebih reliable dibanding piringan (disk).
Tipe ini diaplikasikan pada peralatan “ telecommunication network”
·
Document-Oriented Database, bahwa tipe ini berbeda dengan berbagai tipe
yang ada di mana tipe ini berorientasi kepada dokumen. Data disimpan dalam bentuk “ teks record” dan kadang juga disimpan
dalam bentuk tabel.
·
Real-Time Database, bahwa data ditangai secara tetap mengikuti
perubahan. Contoh, adalah stock
market database di mana pengaruh perubahan nilai (share changes) setiap menit harus diperbaharui dalam “real-time database”. Tipe database juga dapat digunakan pada
analisis bidang kesehatan dan ilmu pengetahuan,
perbankan, akunting, kontrol proses, sistim reservasi dan
sebagainya. Essentialnya bahwa data yang
dibutuhkan dapat diperoleh dengan cepat dan selalu real
time.
·
Analytical Database,
bahwa tipe ini digunakan untuk menyimpan informasi dari berbagai tipe database
seperti : selected operational databases
dan external databases. Nama lain dari analytical database adalah information
databases, management databases atau multi-dimension
databases. Data yang disimpan dalam
suatu “ Analytical Database”
digunakan oleh managemen untuk penggunaan analisa, sehingga penamaannya seperti
itu. Data di analytical database tidak dapat diubah dan dimanipulasi. Pada tipe ini, para analis dapat bekerja
secara langsung, atau mengkreasi secara terpisah analisis database untuk Online
Analytical Processing. Contoh,
perusahaan dapat mengambil data pencatatan penjualan untuk menganalisis keefektifan
dari reklame dan promosi penjualan lainnya pada tingkat agregasi.
B. Struktur Database
Telah diketahui bahwa secara fisik data dalam bentuk kumpulan bit dan
direkam dengan basis track didalam media penyimpan eksternal.
Dalam prakteknya, untuk kemudahan dalam mengakses data, data disusun dalam
suatu struktur logis yang menjelaskan bahwa:
1. Kumpulan tabel menyusun
basis data,
2. Tabel tersusun atas
sejumlah record,
3. Sebuah record mengandung
sejumlah field, dan
4. Sebuah field disimpan
dalam bentuk kumpulan bit.
Pengertian masing-masing istilah
diatas adalah seperti berikut:
a. Field (medan)
menyatakan data terkecil yang memiliki makna. Istilah lain untuk field yaitu
elemen data, kolom item, dan atribut. Contoh field yaitu nama
seseorang, jumlah barang yang dibeli, dan tanggal lahir seseorang.
b. Record (rekaman)
menyatakan kumpulan dari sejumlah elemen data yang saling terkait. Sebagai
contoh, nama, alamat, tanggal lahir, dan jenis kelamin dari seseorang menyusun
sebuah record. Istilah lain yang juga menyatakan record yaitu
tupel dan baris.
c. Tabel menghimpun
sejumlah record. Sebagai contoh, data pribadi dari semua pegawai
disimpan dalam sebuah tabel.
d. Basis data (database) adalah
suatu pengorganisasian sekumpulan data yang saling terkait sehingga memudahkan
aktivitas untuk memperoleh informasi. Sebagai contoh, basis data akademis
mengandung tabel-tabel yang berhubungan dengan data mahasiswa, data jurusan,
data mata kuliah, data pengambilan mata kuliah pada suatu semester, dan nilai
yang diperoleh mahasiswa.
C.
Model
Penyimpanan Database
Penyimpan database bentuk relational
tablel/indexes dalam memori atau disimpan pada hard disk adalah salah bentuk dari berbagai cara penyimpanan yaitu
: ordered/unordered, ISAM, heaps, hash
bucklet, logically-blocked files dan B+
trees. Dari berbagai struktur
penyimpanan database, B+ trees dan ISAM yang paling banyak digunakan.
Model Database merupakan suatu cara untuk
menjelaskan bagaimana pemakai dapat mempergunakan data secara logis. Secara umum dikenal dua model database : post
relational database models dan object
database models.
1.
Object Databases Model, merupakan
himpunan data dan prosedur/relasi yang menjelaskan hubungan logis antar data
dalam suatu database berdasarkan objek datanya.
a. Entity Relationship Model, merupakan
suatu model untuk menjelaskan hubungan antar data dalam database berdasarkan
suatu persepsi bahwa dunia nyata terdiri dari obyek di mana hubungan antar
obyek digambarkan dengan simbol grafik tertentu (Gambar 4.2)
Gambar 4.2 Entity Relationship Model.
(Sumber Sutabri, 2003)
b.
Semantic Model,
model ini hampir sama dengan entity
relationship model, tetapi hubungan antar obyek tidak dinyatakan dengan
simbol tetapi kata-kata (semantic) (Gambar 4.3)
Gambar 4.3 Semantic
Model (Sumber Sutabri, 2003)
2. Record Database Models, model ini
didasarkan pada record untuk menjelaskan kepada pemakai tentang hubungan logis
antar data dalam sistim database.
a. Relational Model,
yang menjelaskan kepada pemakai tentang hubungan logis antar data dalam sistim
database dengan mengvisualisasikan kedalam bentuk tabel yang terdiri baris dan
kolom yang menunjukkan atribut tertentu (Tabel
4.2).
Tabel 4.2 Contoh Relational Model
Kode
Mata Kuliah
|
Nama
Matakuliah
|
SKS
|
IT
051231
|
Psikologi
Kognitif
|
2
|
IT
051201
|
Psikologi
Anak Khusus
|
2
|
AK
051219
|
Psikologi
Kognitif Sains
|
2
|
IT
051212
|
Penyusunan
Skala Psikologi
|
2
|
IT
051201
|
Analisa
Jabatan
|
2
|
Sumber : Sutabri (2003) dimodifikasi.
b. Hierarchycal Model, model ini juga sering disebut “ tree structure atau B+ tree yang menjelaskan kepada pengguna hubungan logis antar data
dalam sistim database dalam bentuk hubungan bertingkat (hierachy). Elemen penyusunnya disebut “node” yamg dapat berupa data rinci,
kumpulan data, atau catatan data.
Tingkatan tertinggi dalam satu hierachi hanya terdapat satu node yang
disebut “ root”. Node pada tingkatan paling hanya boleh
mempunyai satu hubungan dengan node lainnya pada tingkatan yang lebih tinggi yang
disebut “ parent”. Sebaliknya parent dapat mempunyai hubungan lebih
dari satu pada node tingkatan
dibawahnya yang disebut “child” dan
node yang tidak mempunyai child
disebut “leaves” . Hubungan antar
node dapat berupa balanced tree, unbalanced
tree dan binary tree (Gambar 4.4,
4.5 dan 4.6)
Gambar 4.4 Contoh Hierarchycal Model (Sumber : Sutabri,
2003)
Gambar 4.5
Contoh Balanced Tree (Sumber : Sutabri,2005)
Gambar
4.6 Contoh Unbalanced Tree Model (Sumber : Sutabri, 2003)
Gambar
4.7 Contoh Binary Tree Model (Sumber: Sutabri, 2003)
c.
Network Model,
Network model
sering juga disebut sebagai plex model di mana pada model ini struktur database dapat
diuraikan dalam “parent” dan “child” , kedudukan child harus selalu lebih rendah dari parent, sebuah child dapat mempunyai lebih dari satu parent.
Gambar 4.8 Contoh Network Model (Sumber : Sutabri, 2003)
D. Keunggulan dan Kelemahan Sistem Database
1. Keunggulan Pemakaian Database
a)
Mengurangi kerangkapan data
b)
Mencapai independensi data
c)
Mengintegrasi data dari beberapa file
d)
Mengambil data dan informasi secara cepat
e)
Keamanan data terjamin
f)
Data dapat dipakai secara bersama-sama oleh beberapa
program aplikasi secara batch maupun online pada saat bersamaan
g)
Terpeliharanya keselarasan (kekonsistenan) data
apabila ada perubahan data pada aplikasi yang berbeda-beda
h)
Dapat diterapkan standarisasi
2. Kelemahan
Pemakaian Database
a)
Perangkat lunak yang mahal
b)
Dibutuhkan tenaga yang terampil dalam mengelola data
c)
Storage (tempat
penyimpanan data) yang digunakan besar
d)
Kerusakan pada sistem database dapat mempengaruhi
departemen lain yang terkait
D.
DBMS
(Database Management System)
a. Pengertian DBMS
Database
Management System (DBMS) adalah seperangkat program
komputer yang mengontrol pembuatan, penanganan, dan penggunaan database.
Kroncke at al (1997 dan 2007) menjelaskan bahwa Database Management System (DBMS) terdiri atas perangkat lunak yang
mengoperasikan database, menyediakan penyimpanan, akses, keamanan, back up dan fasiilitas lainnya. Database Management System ( DBMS) adalah sistem
pengorganisasian dan pengolahan data base pada komputer. Sistem ini dirancang
untuk mampu melakukan berbagai data dengan beberapa referensi data yang sama.
DBMS ini mampu diakses oleh berbagai aplikasi. Database Manajement System
(DBMS) merupakan software yang digunakan untuk membangun sebuah sistem basis
data yang berbasis komputerisasi. DBMS membantu dalam pemeliharaan dan
pengolahan kumpulan data dalam jumlah besar. Sehingga dengan menggunakan DBMS
tidak menimbulkan kekacauan dan dapat digunakan oleh pengguna sesuai dengan
kebutuhan.
Sistim
pengelolaan database dapat dikategorikan berdasarkan : model data yang
didukung, seperti “relational database”
atau XML, tipe komputer yang didukung, seperti “server cluster” atau “mobile
phone”, bahasa untuk mengakses
database, seperi SQL atau Xquery, penampilan “trade-ofif” seperti “maximum scale atau “maximum speed” atau
lainnya. Beberaba DBMS mencakup lebih
dari kategori i.e didukung beberapa bahasa akses seperti yang dilakukan pada
DBMS MySQL, PostgreSQL, Microsoft Access, SQL Server, FileMaker, Oracle, RDBMS,
dBASE, Clipper, FoxPro dan sebagainya.
b.
Fungsi DBMS
Layanan-layanan yang
sebaiknya disediakan oleh DBMS adalah:
1.
Penyimpanan, pengambilan dan perubahan
data
Sebuah
DBMS harus menyediakan kemampuan menyimpan, mengambil dan mengubah data dalam
basis data.
2.
Katalog yang dapat diakses pengguna
Menyediakan
sebuah katalog yang berisi deskripsi item data yang disimpan dan diakses oleh
pengguna.
3.
Mendukung transaksi
Menyediakan
mekanisme yang akan menjamin semua perubahan yang berhubungan dengan transaksi
yang sudah ada atau yang akan dibuat.
4.
Melayani kontrol konkurensi
Sebuah
DBMS harus menyediakan mekanisme yang menjamin basis data ter-update secara
benar pada saat beberapa pengguna melakukan perubahan terhadap basis data yang
sama secara bersamaan.
5.
Melayani recovery
Menyediakan
mekanisme untu mengembalikan basis data ke keadaan sebelum terjadinya kerusakan
pada basis data tersebut.
6.
Melayani autorisasi
Sebuah
DBMS harus menyediakan mekanisme untuk menjamin bahwa hanya pengguna yang
berwenang saja yang dapat mengakses basis data.
7.
Mendukung komunikasi data
Sebuah
DBMS harus mampu terintergasi dengan software komunikasi.
8.
Melayani integritas
Sebuah
DBMS bertujuan untuk menjamin semua data dalam basis data dan setiap terjadi
perubahan data harus sesuai dengan aturan yang berlaku.
9.
Melayani kemadirian data
Sebuah
DBMS harus mencakup fasilitas untuk mendukung kemandirian program dari struktur
basis data yang sesungguhnya.
10.
Melayani utilitas
Sebuah
DBMS sebaiknya menyediakan kumpulan layanan utilitas.
c. Komponen DBMS
1.
Query
Processor
Komponen
yang mengubah bentuk query ke dalam
instruksi tingkat rendah ke basis data manager.
2.
Database
manager menerima query dan menguji skema eksternal dan konseptual untuk
menentukan apakah record-record
dibutuhkan untuk memenuhi permintaan. Kemudian database manager memanggil file
manager untuk menyelesaikan permintaan.
3.
File manager
Memanipulasi penyimpanan file dan
mengatur alokasi ruang penyimpanan pada disk.
4.
DML preprocessor
Modul yang mengubah DML embedded ke
dalam program aplikasi
Programmers user DBA
d. Komponen RDBMS
Dalam prakteknya, pengelolaan sistim database banyak
menggunakan “relational model” Komponen
dari Relational Database Management
System yaitu :
- Sublanguages, Relational DBMS (RDBMS) termasuk Data Definition Language (DDL)
untuk menetapkan struktur database, Data
Control Language (DCL) untuk menetapkan keamanan/kontrol akses, dan Data Manipulation Language (DML)
untuk hal yang diragukan dan pembaharuan data,
- Interface drivers,
drives ini adalah kode pustaka yang menyediakan metoda untuk mempersiapkan
pernyataan, eksekusi pernyataan, menjemput hasil dan sebagainya. Contoh : ODBC, JBDC, MySQL/PHP,
Firebird/Phyton.
- SQL engine,
komponen ini mengartikan dan mengeksekusi pernyataan –pernyataan DDL, DCL
dan DML (termasuk tiga komponen utama (compiler,
optimizer, dan executor),
- Transaction engine,
memastikan bahwa pernyataan multiple SQL berhasil atau gagal sebagai
kelompok, berdasarkan aplikasi diktat,
- Relational engine,
obyek relasional seperti tabel, indeks, dan Referential integrity
constraints telah diimplementasikan pada komponen ini,
- Storage engine,
komponen ini menyimpan dan mendapatkan kembali data dari penyimpanan
kedua, juga pengelolaan transaksi yang terjadi dan pemasukan, backup dan
penemuan kembali,
d.
Arsitektur DBMS Multi Pengguna
Arsitektur yang biasanya digunakan untuk
mengimplementasikan sisitem basis data yang pengguna, antara lain :
1)
Teleprocessing
Arsitektur tradisional untuk sistem
multi pengguna adalah teleprocessing,
dimana suatu komputer dengan sebuah CPU dan sejumlah terminal komputer.
Semua pemrosesan dikerjakan dalam batasan fisik komputer yang sama.
Terminal untuk pengguna berjenis ‘dumb’, yang tidak dapat berfungsi sendiri dan
masing-masing dihubungkan ke komputer pusat. Terminal tersebut mengirimkan
pesan melalui subsistem pengontrol komunikasi pada sistem operasi ke program
aplikasi, yang bergantian menggunakan layanan DBMS. Dengan cara yang sama,
pesan dikembalikan ke terminal pengguna.
2)
File
Server
Proses didistribusikan ke dalam
jaringan, sejenis Local Area Network (LAN). File server mengendalikan file yang
diperlukan oleh aplikasi dan DBMS. Meskipun aplikasi dan DBMS dijalankan pada
masing-masing workstation tetapi tetap meminta file dari file server jika
diperlukan. Dengan cara ini, file server berfungsi sebagai hard disk yang
digunakan secara bersamaan. DBMS yang ada pada setiap workstation meminta data
ke file server untuk semua data yang di inginkan oleh DBMS.
3)
Client
Server
Client server menunjukkan cara
komponen software berinteraksi dalam bentuk sistem. Sesuai dengan namanya, ada
sebuah pemroses client yang membutuhkan sumber dan sebuah server yang
menyediakan sumbernya. Server diletakkan pada satu sisi dalam LAN dan client
pada sisi yang lain.
e. Management
Data dalam DBMS
Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan
penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu
diorganisasikan sedemikian rupa, supaya informasi yang dihasilkan berkualitas.
Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas
penyimpanannya.
Dalam maksud yang sama, bisa juga diartikan sebagai
sekumpulan informasi yang disusun sedemikian rupa untuk dapat diakses oleh
sebuah software tertentu. Database tersusun atas bagian yang disebut field dan
record yang tersimpan dalam sebuah file. Sebuah field merupakan kesatuan
terkecil dari informasi dalam sebuah database. Sekumpulan field yang saling
berkaitan akan membentuk record.
.
f. Bahasa dalam DBMS
Untuk merinteraksi dengan DBMS (basis data) menggunakan bahasa basis data
yang telah ditentukan oleh perusahaan DBMS. Bahasa basis data biasanya terdiri
atas perintah-perintah yang di formulasikan sehingga perintah tersebut akan
diproses olah DBMS. Perintah-perintah biasanya ditentukan oleh user. Ada 2
bahasa basis data:
1)
Data
Definition Language (DDL)
DDL
digunakan untuk menggambarkan desain basis data secara keseluruhan. DDL
digunakan untuk membuat tabel baru, menuat indeks, ataupun mengubah tabel.
Hasil kompilasi DDL disimpan di kamus data.
2)
Data
Manipulation Language (DML)
DML
digunakan untuk melakukan menipulasi dan pengambilan data pada suatu basis data
seperti penambahan data baru ke dalam basis data, menghapus data dari suatu
basis data dan pengubahan data di suatu basis data.
g. Tampilan dalam DBMS
Salah satu tujuan dari DBMS adalah memberikan tampilan
kepada pengguna dalam hal menyampaikan data. Untuk itu dalam DBMS terdapat
Level Abstraksi Data. Level ini berguna untuk menyembunyikan detail atau
kompleksitasnya basis data seperti bagaimana data disempan dan diolah. Sehingga
pengguna hanya melihat tampilan yag dibutuhkan oleh pengguna.
1)
Level fisik
Level fisik
merupakan level yang paling bawah. Pada level ini memperlihatkan bagaimana
sesungguhnya data disimpan.
2)
Level
Konseptual
Level ini
menggambarkan bagaimana sebenarnya basis dta disimpan dan berhubungan dengan
data lainnya
3)
Level View
Level
abstaraksi ini hanya menunjukkan sebagian dari basis data. Pada umumnya
pengguna tidak melibatkan secara langsung sehingga pengguna hanya melihat data
sesuai dengan yang dibutuhkan.
h.
Manfaat dan kelebihan Pemakaian DBMS
Manfaat dan Kelebihan DBMS penyimpanan data dalam bentuk DBMS mempunyaibanyak manfaat dan
kelebihan dibandingkan denganpenyimpanan dalam bentuk flat file atau spreadsheet,
diantaranya :
1)
Performance
yang didapat dengan penyimpanan dalam bentuk DBMS cukup besar, sangat jauh
berbeda dengan performance data yang disimpan dalam bentuk flat file. Disamping
memiliki unjuk kerja yang lebih baik, juga akan didapatkan efisiensi penggunaan
media penyimpanan dan memori.
2)
Integritas
data lebih terjamin dengan penggunaan DBMS. Masalah redudansi sering terjadi
dalam DBMS. Redudansi adalah kejadian berulangnya data atau kumpulan data yang
sama dalam sebuah database yang mengakibatkan pemborosan media penyimpanan.
3)
Independensi. Perubahan
struktur database dimungkinkan terjadi tanpa harus mengubah aplikasi yang
mengaksesnya sehingga pembuatan antarmuka ke dalam data akan lebih mudah dengan
penggunaan DBMS
4)
Sentralisasi. Data yang terpusat akan
mempermudah pengelolaan database. kemudahan di dalam melakukan bagi pakai
dengan DBMS dan juga kekonsistenan data yang diakses secara bersama-sama akan
lebiih terjamin dari pada data disimpan dalam bentuk file atau worksheet yang
tersebar.
5)
Sekuritas. DBMS
memiliki sistem keamanan yang lebih fleksibel daripada pengamanan pada file
sistem operasi. Keamanan dalam DBMS akan memberikan keluwesan dalam pemberian
hak akses kepada pengguna.
C.
Peranan database dan DBMS dalam bidang psikologi
DBMS
merupakan software yang digunakan untuk membangun suatu sistem basis data yang
“sempurna”. DBMS harus dapat mengatur basis data tersebut sehingga dapat
tersimpan dengan baik tanpa menimbulkan kekacauan, dapat dipakai oleh banyak
user sesuai dengan kepentingan masing-masing, melindungi dari gangguan
pihak-pihak yang tidak berwenang.
Banyak
program basis data yang sudah sering kita gunakan, misalnya : FoxPro, Clipper,
Access, dan dBASE. Itu merupakan contoh dari DBMS yang digunakan pada PC dalam
skala yang relatif kecil. Dalam skala yang lebih besar, dikenal beberapa DBMS
yang sering digunkan, antara lain : Sybase, DB2, Informix, Oracle, dan
lain-lain.
Database merupakan
salah satu komponen yang penting dalam sistem informasi, karena merupakan basis
dalam menyediakan informasi bagi para pemakai. Databse terdiri dari data yang
akan digunakan atau diperuntukkan terhadap banyak user, dari
masing-masing user akan menggunakan data tersebut sesuai
dengan tugas dan fungsinya. Contohnya :
a. Seorang psikolog
yang sudah memiliki banyak klien. Setiap klien memiliki permasalahan yang
berbeda-beda dan yang pasti identitas ynag berbeda pula. Sebagai profesi pasti
memiliki kode etik dalam bekerja yang tidak dapat dilanggar, begitu pun
psikolog memilki kode etik dengan klien. Salah satu kode etik nya adalah
menjaga kerahasiaan data klien. Data klien yang disimpan dalam database
membantu psikolog dalam menjaga kerahasiaan data tersebut. Seperti yang telah
dijelaskan mengenai kelebihan dlam pemakaian sistem DBMS adalah keamanan data
terjamin, mengurangi kerangkapan data.
b.
Tes kepribadian yang terdapat di jejaring sosial
seperti facebook. Misalnya seorang
psikolog yang membuat tes kepribadian melalui facebook. Dia membuat
pertanyaan dan jawaban terlebih dahulu sebelum tes tersebut di publish ke facebook. Dia membbuat data tersebut
dalam sistem database, contohnya
sebuah pertanyaan mengenai pilhan warna. Setiap warna memiliki arti yang
berbeda yang menggambarkan kepribadian. Dia memasukkan data mengenai berbagai
macam warna beserta gamabran kepribadian berdasarkan warna tersebut. Jika sudah
semua data dimasukkan dalam sistem database dan DBMS kemudian di publish ke
jejaring sosial. Jika seseorang mencoba tes kerpibadian tersebut dantelah
memilih jawaban dari salah satu warna, maka data yang di dalam databse akan
terpanggil dan akan muncul hasilnya yakni gambaran kepribadian dari warna ynag
telah dipilih oleh orang tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
Bertalya,
dkk. (2007). Sistem Basis Data. Depok
: Universitas Gunadarma.
Conolly,
Thomas and Carolyn B. (2002). Database Systems. New York.Harlow.
Kroenke,
D.M and David, A.J. (2007). Database Concepts. 3rd ed. New York
Precentice.
Ling
Liu and Tamer, M.O. (2009). Encyclopedia
of Database Systems.
http:/w.w.w.springer.com/computer/database+management+&+
information+retrieval/book/978-0-387-49616-0 in http:/en.wikipedia.
org/wiki/Database.
Sutanta,
E., 1996. Sistim Database, Konsep dan Peranannya dalam Sistim Informasi
Managemen. Andi Offset. Yogyakarta.
Sutabri,
T.,2003. Sistim Informasi Managemen.
Penerbit ANDI Yogyakarta.